Kaca
disebelah kiriku terlihat berembun sehingga membutakan pandanganku dari dunia
luar ketika hujan turun dengan cukup deras dan dihiasi petir yang menggelegar. Suasana disini cukup sepi, hanya ada beberapa
penumpang yang terlihat duduk di kursi yang berwarna hitam ini. Di depanku ada
sebuah meja kecil yang di atasnya ada secangkir kopi yang aku pesan tadi.
Cangkir keramik yang berwarna putih tersebut terlihat sedikit bergetar saat
gerbong kereta ini melaju dengan cukup kencang. Aku meminum kopi tersebut
sambil mencoba membersihkan embun yang menempel di kaca tersebut untuk melihat
keadaan di luar kereta.
Tidak
lama lagi aku akan sampai ke tujuanku karena saat melihat keluar jendela aku
dapat mengenali tempat yang sedang aku lewati. Aku merogoh dan mengeluarkan sebuah
benda yang berada di saku jaketku yang berwarna hitam, benda tersebut adalah
sebuat CD yang isinya merupakan sebuah rekaman yang aku rekam sendiri kemarin
malam. Bayangan diriku terlihat dengan jelas saat aku menatap CD tersebut yang
pantulanya terlihat seperti sebuah kaca yang jernih. Tubuhku terasa sedikit
gemetar saat aku memegang benda tersebut dan aku bertanya kepada diriku, apakah
aku yakin dengan sesatu yang akan aku
lakukan ini? Apakah aku akan sanggup melakukan ini kepada mereka?
Saat
aku masih memegang CD tersebut tiba tiba selembar kertas yang aku letakkan
disamping kursiku tiba tiba terjatuh. Aku mengambil kertas yang bertuliskan
sebuah nama rumah sakit dibagian atas kertas tersebut. Pada saat melihat kertas
itu aku tiba tiba keyakinanku akan semua ini menjadi bulat. Aku akan melakukan
semua ini pada mereka semua.
Setengah
jam kemudian aku turun dari kereta dan menuju ke dalam stasiun untuk mencari
seseorang. Tempat ini cukup ramai oleh para penumpang yang akan berangakat
maupun yang sudah tiba dari tempat tujuan mereka. Tembok yang berwarna cerah
dan juga lantai yang berwarna putih yang dihiasi beberapa tempat duduk yang
berderet dengan rapi membuat tempat ini cukup nyaman.
Aku
mencari sambil membawa sebuah tas ransel yang berukuran cukup besar. Tak lama
kemudian aku melihat orang tersebut menungguku di sebuah tempat duduk didekat
sebuah pot bunga yang berwarna hijau. Aku menghampiri dan duduk disebelahnya
tanpa memandang satu sama lain. Aku menyerahkan sebuah bungkusan yang berisi
uang kepadanya dan kemudian dia menyerahkan sebuah tas kecil berwarna hitam sambil
berdiri dan meninggalkanku.
Aku
kemudian menuju ke sebuah kamar mandi yang berada tak jauh didepanku. Aku masuk
ke ke kamar mandi tersebut dan menguncinya dari dalam. Kubuka tas kecil
berwarna hitam tersebut dan isininya adalah sebuah pistol jenis Baretta 92FS berwarna silver dan berisi
lima belas butir peluru. Kemudian aku memasukkannya kembali dan keluar dari
kamar mandi tersebut.
Aku
berjalan menuju pintu keluar stasiun tersebut sambil mengamati keadaan sekitar.
Ada beberapa keluarga yang sedang berpelukan sebelum mengantarkan kepergian
seorang pemuda yang berkulit putih dan berambut pendek yang ada disebelah
kiriku. Ada juga seorang wanita hamil yang sedang menenangkan seorang anak
kecil yang sedang menangis. Kemudian saat aku tepat berada di luar stasiun
tersebut mataku tertuju kepada seorang penjual mainan yang sedang duduk di
trotoar. Aku menghampirinya dan membeli sebuah mainan. Kemudian aku menaiki
sebuah angkutan umum yang sedang menunggu penumpang dan beberapa saat kemudian
aku pergi meninggalkan stasiun tersebut yang mulai menjauh dari pandanganku.
Komentar
Posting Komentar