Kafetaria Punya Cerita: Nemesis Part 1 :Revelation



Kaca disebelah kiriku terlihat berembun sehingga membutakan pandanganku dari dunia luar ketika hujan turun dengan cukup deras dan dihiasi petir yang menggelegar.  Suasana disini cukup sepi, hanya ada beberapa penumpang yang terlihat duduk di kursi yang berwarna hitam ini. Di depanku ada sebuah meja kecil yang di atasnya ada secangkir kopi yang aku pesan tadi. Cangkir keramik yang berwarna putih tersebut terlihat sedikit bergetar saat gerbong kereta ini melaju dengan cukup kencang. Aku meminum kopi tersebut sambil mencoba membersihkan embun yang menempel di kaca tersebut untuk melihat keadaan di luar kereta.

Tidak lama lagi aku akan sampai ke tujuanku karena saat melihat keluar jendela aku dapat mengenali tempat yang sedang aku lewati. Aku merogoh dan mengeluarkan sebuah benda yang berada di saku jaketku yang berwarna hitam, benda tersebut adalah sebuat CD yang isinya merupakan sebuah rekaman yang aku rekam sendiri kemarin malam. Bayangan diriku terlihat dengan jelas saat aku menatap CD tersebut yang pantulanya terlihat seperti sebuah kaca yang jernih. Tubuhku terasa sedikit gemetar saat aku memegang benda tersebut dan aku bertanya kepada diriku, apakah aku  yakin dengan sesatu yang akan aku lakukan ini? Apakah aku akan sanggup melakukan ini kepada mereka?

Saat aku masih memegang CD tersebut tiba tiba selembar kertas yang aku letakkan disamping kursiku tiba tiba terjatuh. Aku mengambil kertas yang bertuliskan sebuah nama rumah sakit dibagian atas kertas tersebut. Pada saat melihat kertas itu aku tiba tiba keyakinanku akan semua ini menjadi bulat. Aku akan melakukan semua ini pada mereka semua.

Setengah jam kemudian aku turun dari kereta dan menuju ke dalam stasiun untuk mencari seseorang. Tempat ini cukup ramai oleh para penumpang yang akan berangakat maupun yang sudah tiba dari tempat tujuan mereka. Tembok yang berwarna cerah dan juga lantai yang berwarna putih yang dihiasi beberapa tempat duduk yang berderet dengan rapi membuat tempat ini cukup nyaman.

Aku mencari sambil membawa sebuah tas ransel yang berukuran cukup besar. Tak lama kemudian aku melihat orang tersebut menungguku di sebuah tempat duduk didekat sebuah pot bunga yang berwarna hijau. Aku menghampiri dan duduk disebelahnya tanpa memandang satu sama lain. Aku menyerahkan sebuah bungkusan yang berisi uang kepadanya dan kemudian dia menyerahkan sebuah tas kecil berwarna hitam sambil berdiri dan meninggalkanku.

Aku kemudian menuju ke sebuah kamar mandi yang berada tak jauh didepanku. Aku masuk ke ke kamar mandi tersebut dan menguncinya dari dalam. Kubuka tas kecil berwarna hitam tersebut dan isininya adalah sebuah pistol jenis Baretta 92FS berwarna silver dan berisi lima belas butir peluru. Kemudian aku memasukkannya kembali dan keluar dari kamar mandi tersebut.

Aku berjalan menuju pintu keluar stasiun tersebut sambil mengamati keadaan sekitar. Ada beberapa keluarga yang sedang berpelukan sebelum mengantarkan kepergian seorang pemuda yang berkulit putih dan berambut pendek yang ada disebelah kiriku. Ada juga seorang wanita hamil yang sedang menenangkan seorang anak kecil yang sedang menangis. Kemudian saat aku tepat berada di luar stasiun tersebut mataku tertuju kepada seorang penjual mainan yang sedang duduk di trotoar. Aku menghampirinya dan membeli sebuah mainan. Kemudian aku menaiki sebuah angkutan umum yang sedang menunggu penumpang dan beberapa saat kemudian aku pergi meninggalkan stasiun tersebut yang mulai menjauh dari pandanganku.







Komentar