Kafetaria Punya Cerita : Gadis berambut coklat


Kafetaria punya cerita

   Dia berjalan menuju tempatku dengan mata yang berkaca kaca dan ada satu tetes air mata membasahi hingga turun ke lesung pipinya. Kemudian dia duduk tepat disampingku sambil meletakkan tasnya yang berwarna merah. Lampu yang memancarkan cahaya kuning terang memayungi kami diantara bisu. Keadaan yang sangat kontras diantara para mahasiwa yang sedang riang bercengkrama disini. Dia menyalakan sebatang rokok sambil mengikat rambutnya yang berwarna kecoklatan yang bergelombang dengan rapi kearah belakang. Aku tawarkan sebotol kopi hitam yang aku bawa kepadanya. Masih tanpa seucap kata dia meminumnya sambil menatap kosong kearah depan. 

   Setelah itu dia menundukan wajahnya di meja dan menyilangkan tangannya diatara kedua wajahnya sambil menangis terisak. Saat aku mencoba bertanya tentang apa yang terjadi dia kemudian menoleh kepadaku dengan wajah sedih dihiasi air mata yang cukup memilukan saat terlihat. 

   "Apa memang harus kayak gini ya?" dia bertanya sambil mengusap air mata yang dari tadi terkuras dari matanya yang bulat. 
   "Kayak gini gimana maksudnya?" aku mencoba menjawab.
  "Kenapa sih kamu nggak pernah mengerti perasaanku, kalian hanya bersikap seakan akan kali peduli".
   "Kalo kamu nggak bilang bagaimana bisa orang lain ngerti?" jawabku dengan nada pelan setengah berbisik

   Kemudian dia berdiri sambil mengambil tasnya  yang berada disampingku dan berjalan menuju tempat parkir sambil menghisap rokok yang dari tadi masih belum mati. Aku mencoba memanggilnya tetapi hanya bisu yang aku dengar. Saat masih mencoba memanggilnya mataku tertuju kearah KTM dan STNK nya yang masih tertinggal di mejaku. Aku melihat kartu tersebut dan namanya adalah.......... 

Komentar

Posting Komentar