Kafetaria Punya Cerita: Sebuah sajak untukmu yang kulihat dari jauh


Hiruk pikuk pun terjadi saat kumpulan manusia memenuhi tempat berbentuk persegi panjang dan berhias bangku bangku yang tertata rapi bagai sekumpulan tentara yang sedang berbaris.

Senyap yang sedari tadi memeluk hati berubah menjadi canda keceriaan yang hangat seperti matahari yang menumbuhkan biji padi.

Setelah lama tak berjumpa kau datang hari ini dan menempati bangku yang sama seperti pada hari hari sebelumnya.

Hari ini kau mengikat rambutmu yang berwarna hitam kebelakang, hal itu membuat aku dapat melihat wajahmu tanpa terhalang apapun, kau terlihat sangat manis sekarang seperti kemarin dan mungkin besok kau akan tetap seperti itu.

Seperti biasa juga kau menggunakan earphone berwarna putih yang selalu engkau bawa setiap hari.

Kakimu yang  mungil kau gerakkan saat mendengarkan alunan lagu korea yang sangat kau sukai, sambil memejamkan mata kau terlihat sangat menghayati setiap melodi yang memasuki telingamu, mungkin juga hatimu.

Aku hanya bisa memandang dari jauh saat engkau melakukan semua itu, manis, indah, dan juga cantik. Semua hanya terlihat dari jarak dua bangku di depanmu.

Rasanya masih belum pantas diri ini untuk mengenalmu. Satu pertanyaan yang selalu mengusik pikiranku. Apakah aku bisa mengenalmu lebih jauh?

Komentar